
Workshop Sinkronisasi Penguatan Pendidikan 29 Karakter Luhur Sekolah Islam Terpadu LDII Klaten
Klaten, 29 Januari 2025 – DPD LDII Kabupaten Klaten menggelar workshop bertajuk “Sinkronisasi Penguatan Pendidikan 29 Karakter Luhur pada Sekolah Islam Terpadu di bawah Naungan DPD LDII Kab. Klaten”.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja DPD LDII Tahun 2025 yang diadakan pada Rabu, 29 Januari 2025, di Kantor Sekretariat DPD LDII Klaten, Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara.
Workshop yang bertujuan untuk memperkuat implementasi pendidikan karakter ini menghadirkan narasumber utama, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Hj. Sri Sumarni, M.Pd. Turut hadir dalam acara ini, Ketua DPD LDII Klaten, Drs. H. Sarjono, M.Tp, pengurus DPD LDII Klaten, serta para kepala sekolah dan wakil ketua kurikulum dari berbagai jenjang pendidikan di bawah naungan LDII Klaten.

Acara juga dihadiri oleh Ketua Pembina Penggerak Generus (PPG) dan Ketua Bidang Kurikulum PPG se-Kabupaten Klaten.Dalam sambutannya, Drs. H. Sarjono, M.Tp menyampaikan pentingnya pendidikan karakter sebagai dasar pembentukan bangsa yang maju. “Pembangunan suatu negara tidak cukup hanya dengan kecerdasan, tetapi harus didasari oleh karakter luhur yang kuat,” ujarnya.
Sarjono mencontohkan negara-negara seperti Selandia Baru dan Finlandia, yang meski memiliki sumber daya manusia yang cerdas, lebih dulu mengutamakan pendidikan karakter sehingga berhasil mencapai kesuksesan dengan rendahnya tingkat korupsi dan kehidupan yang bersih.
Sarjono berharap melalui workshop ini, peserta dapat memahami dan mengimplementasikan 29 karakter luhur dalam pendidikan di sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan LDII Klaten, guna menyiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas.

Prof. Dr. Hj. Sri Sumarni dalam paparannya berbagi kisah inspiratif tentang Nelson Mandela, yang meski pernah mengalami siksaan dalam penjara, tidak membiarkan kebencian menguasainya.
“Pendidikan karakter adalah senjata perubahan zaman,” ujar Sumarni, mengutip ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa guru adalah ujung tombak perubahan yang mampu membentuk karakter anak-anak bangsa.
Ia juga menyampaikan pentingnya menanamkan nilai-nilai karakter sejak dini, mengacu pada pendidikan di Jepang yang menekankan pada pembentukan karakter di usia SD.

“Guru adalah pencetak masa depan bangsa, dan karakter adalah kepribadian yang akan melekat sepanjang hidup seseorang,” tambahnya, sembari mengutip hadis Nabi Muhammad SAW tentang pentingnya akhlak mulia dalam kehidupan.
Selain pemaparan materi, workshop ini juga diwarnai dengan sesi tanya jawab dan diskusi kelompok tentang penerapan 29 karakter luhur di lingkungan sekolah. Dengan diskusi ini, diharapkan peserta dapat lebih memahami langkah-langkah konkret dalam mengimplementasikan karakter-karakter luhur di sekolah masing-masing, serta menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan karakter generasi penerus. (Rizal PM)